Responsive Ad

(Cerpen) Mak Comblang Kena Comblang

    Cerita ini dimulai ketika aku masih duduk di bangku kelas 3 SMA. Aku mempunyai seorang teman yang bernama Joni. Dia memiliki postur tubuh yang ideal, antara tinggi dan berat badannya seimbang tidak ada yang berlebihan, parasnya tidak jelek, ya bisa dibilang tampan walaupun aku agak gimana gitu saat bilang kalo dia tampan, kulitnya yang sawo matang menambah daya tarik dia terhadap lawan jenis dengan senyum manisnya. Dia adalah cowok yang baik dan selalu membantu orang lain ketika mengalami kesulitan, tapi sayangnya dia masih saja belum mempunyai pacar sejak lama, ya mungkin ada 2 sampai 3 tahun lamanya, memang cukup lama. Entah dia tidak ada yang menyukai atau dia sendiri yang tidak peka terhadap cewek-cewek yang ada disekitar dia.

    Aku memiliki hobi yang sama dengan Joni yaitu bermain futsal. Suatu hari kami ada jadwal bermain futsal pada pukul 4 sore di suatu lapangan futsal di kota kami. By the way saat itu aku baru saja putus dengan mantan pacarku, mungkin karena baru putus jadi masih ada peninggalan perhatian yang dimiliki mantan kepadaku, jadi dia ingin melihat aku saat bermain futsal. Satu jam sudah aku bermain futsal, lalu mantanku datang menghampiri bersama teman ceweknya. Setelah bel lapangan berbunyi kami segera keluar lapangan dan beristirahat sejenak, mantanku begitu perhatian dengan memberikan handuk untuk membersihkan badan dan memberikan air minum. Untuk menghargai kebaikannya lalu aku pun mengambil handuk dan meminum air tersebut, ya walaupun aku sudah tidak cinta lagi dengan mantanku. Setelah aku melihat ada teman dari mantanku, lalu aku bertanya dia itu siapa dan berasal dari mana. Berhubung aku sedang bersama Joni saat itu jadi diperkenalkanlah beliau kepadaku dan Joni. Nama panggilan dia yaitu Dian dan dia berasal dari daerah yang sama dengan mantanku. Lalu kami pun berkenalan dengan Dian.

    Pada keesokan harinya di sekolah, Joni mendekatiku dengan duduk dibangku kosong yang ada disebelah kananku. Joni menanyakan kepadaku tentang cewek yang kemarin baru saja bertemu. Aku lalu menanyakan balik kepada Joni "Cewek yang mana? yang di tempat futsal kemarin sore itu?" Joni pun menjawab "Iya yang di tempat futsal kemarin yang Dian itu, kamu ada nomer handphone dia ngga? Kalo ada, saya minta." Terus terang aku tidak memiliki nomer handphone Dian. Lalu aku berinisiatif untuk meminta nomer Dian kepada mantanku. Aku pun sms si mantan "Hai, ada nomernya Dian ngga? Bagi dong, ini Joni yang minta nomernya Dian." Tak selang lama si mantan membalas "Iya ada, ini nomernya 085xxxxxxxxx." Aku pun segera memberikan nomer Dian kepada Joni. Tapi sebelum itu aku mendahului sms ke Dian "Yan, ini aku mantannya temenmu yang kemarin sore hhe, ini si Joni mau sms kamu aku udah kasih nomermu ke dia." Dian membalas "Oh kamu, iya boleh saja silakan." Terlintas dalam pikiranku untuk mencomblangkan Joni dengan Dian.

    Bel sekolah berbunyi mematahkan pikiranku yang sedang memikirkan bagaimana cara mendekatkan Joni dengan Dian. Lokasi sekolahku tidak begitu jauh dari rumah, jadi cukup dengan waktu tempuh 7 menit saja sudah sampai rumah. Setelah sampai di rumah dan karena waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore, aku pun segera mandi dan setelah mandi aku beristirahat dalam kamar. Aku berpikir kembali bagaimana cara mendekatkan Joni dengan Dian agar mereka jadian lalu berpacaran. Terbesitlah dalam pikiran untuk mempertemukan mereka pada suatu makan malam yang nyaman. Aku segera sms Joni "Jon, kamu dimana? Aku mau ke rumahmu sekarang nih." Tiga menit berselang Joni membalas "Aku di rumah, iya kesini aja." Kurang lebih 20 menit perjalanan dari rumahku ke rumah Joni. Ternyata Joni sedang berada di teras rumah dengan gitar akustiknya. "Jon, gimana kabar kamu sama Dian?" Tanyaku kepada Joni "Aku hanya sms beberapa kali saja dan sekarang tidak sms dia lagi karena dia ternyata jutek orangnya" Ucap Joni dengan nada kecewa. "Bagaimana kalo malam ini kita ajak Dian buat makan malem bersama, kamu setuju kan?" Bujukku kepada Joni "Aku sih ayo aja kalo Diannya mau." Ucap Joni. Mendengar ucapan Joni tersebut aku langsung sms Dian untuk mengajak makan malam bersama dan..... Derrrrr ternyata Dian mau diajak makan malam bersama. Kami pun bergegas menuju rumah makan yang sudah kami janjikan bersama, disana kami mengobrol panjang lebar begitu semangat karena ada asupan tenaga yaitu makanan yang lezat, setelah aku menganalisis dari tingkah laku Dian dan cara dia merespon, aku pun mempunyai ide cemerlang yang akan aku berikan kepada Joni untuk memulai pendekatannya dengan Dian supaya berhasil. Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam dan kami harus segera pulang ke rumah karena lelah dan duit kami yang sudah terkuras habis untuk membeli banyak makanan.

    Keesokan harinya di sekolah aku segera berbicara dengan Joni untuk tips mendekati Dian. Ternyata respon dari Joni sangat positif dan dia sangat berantusias mendengarkan penjelasanku. "Ternyata setelah aku analisa dari makan malam semalam, Dian itu orangnya tidak suka basa-basi, jadi kalo ada perlu apa langsung kamu omongin, sebaiknya kamu langsung sms dia dan ajak main bareng nanti malam agar kenal lebih dekat dan ikuti saranku." Saranku kepada Joni. Lalu Joni pun mengikuti saranku dan mereka bermain bersama malam ini.

    Tepat pukul 11 malam handphone milikku berbunyi dan setelah aku buka ternyata sms dari Joni yang mengatakan kalo rencananya gagal, Dian malah semakin cuek terhadapnya dan Joni pun menyerah untuk mendekati Dian mulai saat itu. Membaca sms Joni yang seperti itu lalu aku segera menelfon Dian, lama tak diangkat aku kira Dian sudah tidur, ternyata selang beberapa detik Dian mengangkat telfonnya. Setelah mengobrol banyak ditelfon aku tarik kesimpulan bahwa Dian tidak suka didekati Joni dengan alasan Joni mirip sekali dengan mantannya, semakin Dian dekat dengan Joni, Dian pun semakin tidak bisa move on dari mantannya. Mendengar alasan Dian yang seperti itu aku pun kasihan terhadapnya, dan mulai simpatik kepada Dian.

    Berawal dari perbincangan malam itu Dian jadi sering curhat kepadaku dan aku pun merespon dengan memberi saran dan nasehat agar Dian merasa tenang. Mungkin karena terlalu seringnya kami berkomunikasi, hingga akhirnya aku memiliki rasa yang datang begitu saja terhadap Dian. Setelah aku analisa, ternyata perhatian antara kami lebih dari sekedar teman curhat dan aku menjadi cinta dengan Dian.

    Sampai suatu malam aku mengajak Dian untuk pergi ke suatu taman kota di daerah kami. Pukul 7 tepat aku berangkat dari rumah untuk menjemput Dian di rumahnya dan menuju ke taman kota tersebut. Setelah kami mengobrol lama dengan mesra di suatu tempat duduk di seberang pohon beringin, aku mencoba memegang tengan Dian dan Dian juga malah memegang semakin erat tanganku. Dalam benakku mengatakan ternyata Dian juga sepertinya memiliki rasa yang sama denganku, semoga saja ini keputusan yang tepat untuk menembak Dian pada malam itu. "Dian, kita sudah mengenal lebih satu sama lain, aku merasa nyaman ada disisimu, aku rasa kita cocok, dengan saksi pohon beringin yang besar, kuat, dan kokoh ini aku nyatakan cintaku yang besar, kuat, dan kokoh pula kepadamu, maukah kau menjadi kekasihku?" Ucapku dengan berdebar rasa didada. Mendengar ucapanku yang seperti itu aku melihat kedua mata Dian berkaca-kaca dan aku rasa dia melthing. "Astaga, so sweet, iya aku mau jadi kekasih hatimu." Dengan berpelukan kami nyatakan bahwa kami sudah resmi berpacaran.

    Ya, sekian cerita yang awalnya ingin mencomblangkan malah kena sendiri dan jadi pacar. Oh iya, mungkin dari awal kalian bertanya-tanya namaku itu siapa. Ya, perkenalkan namaku yaitu Tama. Iya ini cerita berdasarkan pengalaman temanku yang di curahkan kepadaku. Makasih ya yang udah baca cerpennya. Mudah-mudahan kalian puas bacanya, maklum ya jika ada salah-salah mohon dimaafkan soalnya baru belajar menulis cerpen. Sekian dan terimakasih.

Posting Komentar

0 Komentar